Catatan Khotbah

Dia Merencanakan

09 December 2012
Lukas 2:1-7, Galatia 4:4, Yohanes 3:16
Pdt. Yohanes Adrie, Ph. D

Saat Natal, biasanya kita membahas figur-figur yang terkait, seperti Bayi Yesus, Maria, Yusuf, Herodes, para Majus, gembala, dll. Tapi ada satu pribadi yang tidak boleh kita lupakan, yaitu Allah. Kita tidak hanya belajar tokoh-tokoh Natal, tapi juga mengenal siapa Allah melalui peristiwa Natal.

Karena begitu besar kasih Allah kepada manusia sehingga Ia telah mengaruniakan Anak–Nya yang tunggal... (Yohanes 3:16)

Natal dimulai dari hati Allah. Allah tidak mungkin pasif, karena kasih selalu berbuat sesuatu. Allah sendirilah sutradara Natal, bahkan Allah juga yang menjadi Sang Sutradara dari seluruh peristiwa kehidupan. Allah yang merencanakan apa yang terjadi dan Allah bekerja dan memegang kendali dalam rencana-Nya.

Tetapi saat genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya… (Galatia 4: 4)

Maksud dari kata “genap waktunya” adalah suatu momen dalam sejarah ketika semua bagian sudah tersusun rapi dan merupakan saat yang paling tepat dan sempurna. Allah yang memegang kendali atas waktu dan pada akhirnya sampailah di suatu momen dimana Allah menjalankan rencana-Nya di dunia sebagai panggung peristiwa Natal, melalui kelahiran Yesus sebagai manusia karena lahir dari Maria dan sebagai seorang bangsa Israel yang turut kepada hukum Taurat. Tidak ada suatu kebetulan dalam peristiwa Natal. Allah merencanakan segala sesuatu dalam setiap aspek yang terkait.

  1. Secara politik dan historis: pemerintahan bangsa Romawi berkuasa saat itu dan bisa memelihara kedamaian serta membangun jalan-jalan yang memudahkan pengabaran Injil di jaman Tuhan Yesus dan setelahnya dengan murid-murid Yesus menyebar ke seluruh dunia memberitakan Injil.
  2. Secara budaya: Walaupun bangsa Romawi yang berkuasa, namun bahasa dan budaya yang dominan adalah Yunani. Saat kesaksian Injil diberitakan, tidak ada kesulitan bahasa karena diberitakan dalam bahasa Yunani yang dimengerti oleh hampir semua orang. Perjanjian Baru itu sendiri aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
  3. Secara agama: Terjadi kebangkrutan agama dan kelaparan rohani. Agama-agama Romawi dan Yahudi tidak dapat memberi kepuasan dan mematuhi hukum Taurat lebih menjadi sebuah beban, sehingga kedatangan Yesus ke dunia menjadi jawaban yang dicari-cari.

Allah yang menggerakkan sejarah dan waktu-Nya selalu tepat. Kadang manusia bertanya-tanya mengapa Allah menunggu hingga lama dalam menggenapi janji-Nya tentang kedatangan Mesias. Kita harus ingat bahwa kuasa Allah tidak terbatas oleh waktu dan kita sebagai manusia yang terikat waktu tidak bisa memahaminya, namun yang pasti waktu pilihan Allah selalu sempurna.

Allah memegang kendali penuh dalam setiap rencana-Nya. Allah dapat menggunakan Kaisar Agustus untuk membawa Yusuf dan Maria ke kota Betlehem dan melahirkan Bayi Yesus di kota tersebut sesuai nubuat Nabi Mikha. Dengan gerakan sensus yang dirancang oleh sang Kaisar, Yusuf dan Maria berangkat dari Nazareth yang berjarak 140km dari Betlehem. Kaisar Agustus merupakan orang yang dipaka Allah tanpa orang itu menyadari peranan tersebut (unconscious agent) dalam peristiwa Natal. Allah bisa mempengaruhi seorang Raja bahkan seluruh kerajaan dalam menjalankan rencana-Nya, maka sering dikatakan sejarah adalah kisah tentang Allah sendiri.

Konsep dasar ini berpengaruh dalam keimanan kita. Saat kita menghadapi masalah yang berat, sulit bagi kita untuk terus berharap pada Allah. Apalagi jikalau kita merasa doa-doa kita tidak dijawab. Yakinlah pada Allah! Berpengharapan pada waktu-Nya yang sempurna dan percaya bahwa Allah memegang kendali dalam setiap rencana-Nya. Tentunya Allah memegang kendali penuh atas semua yang terjadi dalam kehidupan kita.

Natal ini membawa kita mengenal siapa Allah sehingga membawa iman kita semakin bertumbuh dalam perjalanan hidup kita. Allah yang Maha Kuasa. Dialah sang Pencipta, Perancang, dan Pengendali kehidupan kita.

(Cheriebelle)